Rabu, Mei 11, 2011

..namaku Andin, Pacarku Toni..

Hikayat cemburu.. 
Bahkan hanya dalam khayalan pun bisa mengiris hati...


Inilah cerita seklasik roman picisan. Cerita tentang cinta, perselingkuhan, dan cemburu yang sering lekat dalam cerita-cerita novel, film, bahkan sejak hikayat disusun nenek moyang.
Andin tak habis pikir bahwa episode itu akhirnya terjadi dalam percintaannya. Hanya kepada Ibunya ia sanggup bercerita. Tidak kepada Rani atau Nina sahabat-sahabatnya yang tentu akan menertawakan kebodohannya.

Seperti malam-malam sebelumnya, ia terkulai bercerita di pangkuan Ibu. Saat seperti inilah ia biasa menumpahkan segenap keluh dan Ibu akan terus membelai rambutnya menenangkan.

"Aku marah pada mereka, Ibu. Betapa jahatnya mereka selingkuh!! Sita yang selama ini telah kuanggap saudaraku, teganya merebut Toni."

"Sabar ya, Nak" Ibu menenangkan. Ia mulai terisak

"Tidak kuat aku ditusuk seperti ini. Tiap hari aku seperti terpanggang api. Katanya Toni mencintaiku tetapi teganya dia menggandeng Sita di depanku. Bukan sekedar cemburu yang menyiksa lagi tetapi aku ditipu, dicampakkan seperti sampah!"

Andin terus mengulang semua cerita pilu yang mengiris hatinya. Di sela isak, sesekali terdengar raungan. Ibu masih sabar membelai, mencerna cerita tanpa memotong sebaitpun. Malam merambat pelan, nyaris mendekati ujung pusarannya. Larut tanpa terasa.

"Ibu, aku tidak sanggup lagi. Rasanya ingin mati."

"Sudahlah, Nak. Kalau Toni dan Sita masih terus membuatmu sakit hati, ganti saja pacar dan sahabat khayalanmu itu dengan yang baru. Saatnya tidur sekarang."

Malam telah mendekati ujungnya. Keningnya dikecup. Besok mereka harus berangkat pagi, seperti biasa ke Dokter Anwar. Konsultasi rutin untuk Andin.



#NR : Cemburu itu Peluru, pg.13-14

Tidak ada komentar: